.:De Javu:.
ANDAIKAN waktu adalah suatu lingkaran, yang mengitari dirinya sendiri. Demikianlah, dunia mengulang dirinya sendiri, setepat-tepatnya, dan selama-lamanya.
Biasanya, orang tidak tahu bahwa mereka akan menjalani kehidupan mereka kembali. Pedagang tidak tahu bahwa mereka akan saling menawar lagi dan lagi. Politikus tidak tahu bahwa mereka akan berseteru dari mimbar berulang-ulang dalam putaran waktu. Orang tua menikmati sepuas-puasnya tawa pertama anal-anak mereka seolah-olah tak akan mendengar lagi. Sepasang kekasih yang pertama kali bermain cinta malu-malu melepas busana, terkesima oleh tubuh yang gemulai, dan kulit yng lembut. Bagaimana gerangan mereka tahu bahwa setiap kerlingan mata, tiap sentuhan, akan terulang lagi tanpa henti, persis seperti sebelumnya? Persis seekor semut yang memutari ulir lampu kristal, tidak tahu bahwa ia akan kembali ke tempat semula
Dalam dunia dimana waktu adalah sebuah lingkaran, setiap jabat tangan, setiap ciuman, setiap kelahiran, setiap kata akan berulang sama percis. Begitu juga dengan peristiwa ketika dua orang sahabat berhenti berteman, ketika keluarga menjadi berantakan lantaran uang, ketika kata-kata busuk keluar dari mulut suami istri yang sedang bertengkar, ketika kesempatan menjadi sirna karena dibakar api cemburu, ketika janji tak ditepati.
Dan karena segala sesuatu akan berulang kembali di masa depan, maka yang terjadi saat ini telah terjadi jutaaan kali sebelumnya. Beberapa orang di setiap kota, dalam mimpi mereka, secara samara-samar menyadari bahwa segala sesuatu yang mereka mimpikan telah terjadi di masa silam. Merekalah orang-orang yang hidupnya tidak bahagia. Mereka merasa bahwa semua penilaian yang keliru, perbuatan yang salah serta ketidakberuntungan mereka telah mengambil tempat dalam putaran waktu sebelumnya. Di malam yang sunyi senyap, warga kota yang terkutuk itu bergumul dalam selimnut, tak bisa tidur, dibenturkan pada pengetahuan bahwa mereka tak mampu mengubah satu tindakan pun, bahkan satu gerak tubuh. Kesalahan yang telah mereka lakukan akan berulang secara précis dalam kehidupan ini, sebagaimana kehidupan sebelumnya. Ketidakberuntungan yang berlipat inilah satu-satunya tanda bahwa waktu adalah suatu lingkaran. Karena itulah, di setiap kota, di larut malam, di jalan-jalan lengang, dan di balkon-balkon penuh rintihan mereka.
Andy Tenario The Dreamer
Once Upon A Time - Part 1
9
comments
Categories:
Filosofi Once Upon A Time
Share this post - Email This
i
Tian Long Ba Bu [天龙八部]
A garment of green walks openheartedly among precarious peaks
A cliff of jade reflects the magnificence of the moon
A swift horse, a secluded fragrance
A high precipice, a faraway man
A figure finely marked by delicate steps.
Without enumerating one's regrets, affection abounds
The tiger roars, the dragon bellows
The phoenix exchanges its nest with another fabulous bird
Swords of energy intersect intensely in bluish smoke.
Intoxicated from now on
In the water pavilion, the beauty directs the play of extraordinary men
Drinking a thousand cups is the affair of men
In the forest of apricots, the righteousness of a lifetime is outlined.
The intentions of the present
The gratitudes and grievances of the foreign man, exhaust the tears of the hero
Though men in thousands upon ten thousands head for me
Affection stands at the Gate of Wild Geese, without any other words on the precipice.
A pair of eyes shine as bright as the stars
An empty promise is made with the cows and goats of the northern lands
An old alliance is found beside the candle and amidst the hair
In the hazy mistiness, a journey is taken through the snow.
To sweep away bandits and battle armies with one's golden halberd
The grass and trees have a wretched existence, a skull is cast in iron
The legless creature of legend has a coagulating chill, a palm brings forth ice
To be scattered and sprinkled that outstanding men be bound
3
comments
Categories:
poems
Share this post - Email This
i