Soul River
Di dunia ini, waktu seperti aliran air, kadang terbelokkan oleh secuil puing, atau oleh tiupan angin sepoi-sepoi. Entah kini atau nanti, gangguan kosmis akan menyebabkan aliran anak sungai waktu berbalik dari aliran utama menuju ke aliran sebelumnya. Ketika hal ini terjadi, burung-burung, tanah, orang-orang yang berada di anak sungai itu menemukan diri mereka tiba-tiba terbawa ke masa silam.
Orang-orang yang tersangkut ke masa silam itu sangat mudah dikenali. Mereka mengenakan busana berwarna gelap dan suram, dan berjalan dengan berjingkat, berusaha untuk sama sekali tidak mengeluarkan suara dan berusaha untuk tidak menginjak sehelai rumput pun. Mereka takut bahwa perubahan yang mereka lakukan di masa silam akan membawa akibat yang drastis di masa mendatang.
Seperti hal ini, misalnya, seorang perempuan berjalan terbungkuk-bungkuk di bawah kegelapan bayangan satu lorong. Suatu tempat yang ganjil bagi seorang kelana dari masa depan, tetapi di situlah ia sekrang berada. Pejalan kaki yang berlalu menatapnya tanpa menghentikan langkah mereka. Perempuan itu merapat ke satu pojokan, lalu bergerak ke seberang jalan, dan tubuhnya gemetar ketakuan di tempat gelap lainnya, Ia ngeri kakinya menyepak dan menerbangkan debu.
Perempuan dari masa depan ini, tanpa ada peringatan, masuk ke dalam masa itu, di tempat itu, dan sekarang sedang berusaha agar dirinya tidak terlihat di tempatnya yang gelap. Ia tahu akan segala kelahiran, kematian, kebangkitan dan perperangan bahkan nyanyian burung-burung di waktu tertentu, letak yang tepat dari kursi-kursi, dan hembusan angin yang menghebat. Ia meringkuk di kegelapan dan tidak membalas tatapan orang-orang. Ia meringkuk dan menunggu aliran waktu miliknya sendiri.
Ketika seorang kelana dari masa depan harus berbicara, ia tidak bercakap tetapi merintih. Ia kesakitan. Bila ia membuat perubahan sedikit saja pada apa pun, ia bisa menghancurkan masa depan. Pada saat yang sama, ia dipaksa menjadi saksi atas berbagai peristiwa tanpa bisa mengubahnya. Ia iri pada orang-orang yang hidup dalam waktu milik mereka sendiri, yang bisa bertindak sesuai kemauan mereka sendiri, bisa membangun masa depan, bisa mengabaikan dan membelokkan akibat dari tindakan mereka. Tetapi, ia tak bisa melakukannya. Ia adalah gas yang tak berdaya, hantu, alas tilam tanpa jiwa. Ia telah kehilangan kehidupan pribadinya. Ia adalah orang buangan dari sang waktu.
Orang-orang celaka dari masa depan ini bisa dijumpai di tiap desa dan tiap kota, bersembunyi di bawah atap bangunan, di ruang-ruang bawah tanah, di kolong-kolong jembatan dan di ladang-ladang tandus. Mereka tidak bisa ditanyai tentang peristiwa-peristiwa masa depan, perkawinan-perkawinan, kelahiran-kelahiran, situasi keuangan, penemuan-penemuan, dan keuntungan-keuntungan yang bisa diraih. Sebaliknya mereka ditingglkan dan perlu dikasihani.
NB: cerita ini setengahnya adalah fiksi, namun di sisi lainnya ada hubungan dgn pre-destiny
Once Upon A Time - Part 2
Written by Andy Zheng on Tuesday, January 16, 2007 at 8:29 PM
5
comments
Categories:
Filosofi Once Upon A Time
Share this post - Email This
i
Subscribe to:
Post Comments (RSS)
5 Responses to "Once Upon A Time - Part 2"
January 16, 2007 at 9:51 PM #
takut merubah sesuatu...
hmm... hidup adalah perubahan yang terus menerus, waktu sendiri terus berubah.
January 18, 2007 at 5:31 AM #
Seseorang yg takut melakukan sesuatukah mereka? Entahlah... Jgn pernah mengkhawatirkan masa depan, jalanilah hari ini dengan sebaik-baiknya.
January 18, 2007 at 9:52 PM #
takut merubah sesuatu...
takut memulai sesuatu...
takut ini takut itu...
sbnernya si itu cm males doank...
org males banyak ditemui dimana mana.hehehe
January 21, 2007 at 1:22 AM #
setiap kali dibaca err bahasa noraknya apa yah? gw kayak hanyut getu >.< bener2 kayak baca literatur cina klasik.
N he eh just like the other said sebaiknya klo emang bener ada orang yang dateng dari masa depan akan lebih baik klo dia diem XD soalnya yang membuat hidup itu menarik adalah lu ngejalanin nya day by day no shortcut ^^
January 21, 2007 at 8:47 PM #
err...
semua berpikir mengenai ketakutan utk memulai yah ?
gw berpikir mengenai seseorang yang menyesali apa saja yang telah dilakukan tapi belum terjadi. tidak berani utk melakukan perubahan walau mungkin punya kemampuan, hanya diam, melihat. tapi semuanya berdampak bagi generasi penerus.
hmm... gw sedang berpikir terlalu njelimet. tapi gw masih memikirkan dengan kata pre-destiny nya itu.
Post a Comment