altroz wrote:
Ini Rindu, Bukan Puisi
Saat kita terbaring sendiri di atas ketenangan
Berada jauh dari istana kita
Tertekur diantara pahitnya malam
Lelah tak dapat lagi bergerak badan ini
Kita berdua di perbatasan kata selamat tinggal
Kemanakah suara burung berkicau yang biasa kita dengar ?
Kemanakah pagi yang biasa menanti di ujung jalan waktu?
Kenapa semuanya serasa diam membisu ?
Menjadi sepia bersama tirai yang menjauh
Coba ingat kembali detik detik yang kita buang sia sia tak bermakna
Ingat kembali rasa nikmat secangkir teh hangat di pagi itu
Ingatkah saat kita selalu katakan kata sampai jumpa?
Ingatkah saat saat kita masih bisa bergandengan tangan?
Biarlah jarum jam berputar mundur dalam benak angan
Dan bangunlah dari mimpi kelabu yang menghantui bayangmu
Lihatlah setitik putih yang kau abaikan itu
Sadarkah bahwa semuanya sudah berlalu...?
Namun suatu hari nanti kita bisa mengulanginya sekali lagi
Hanya untuk satu kali saja
Dan bila saat itu tiba
Tolong... jangan kau lepaskan aku lagi....
Encore:
Seandainya saja kau lihat rindu di atas telapak cintaku
Ia tak pernah berhenti berpijar
Lilin hati yang lirih bernyanyi
Menemani bintang dari bersinar di kejauhan
Gentle_Vast answer:
Ini Juga Bukan Puisi
hari ini kita pandangi langit
awan-awan berarak-arak ke utara
matahari mulai berwarnah merah
cahayanya mulai tertelan rimbunan beton
kuletakan cangkir teh ku
sejenak tergiang aroma teh yang telah habis
menggiurkan...
perlahan aku larut ke dalam angan ku
tetes demi tetes rasa teh itu kunikmati
tapi rasa yang ada tidak pernah berulang
lidah ku masih kering seperti sebelumnya
cangkir yang ada juga telah kosong
ah... ini hanya mimpi...
tapi hati ini tidak pernah pergi
kenikmatan itu masih sangat terasa...
detik-detik itu surga ku
tapi semua sudah berlalu
merahnya matahari tidak pernah sama lagi
aroma khas teh, juga tak pernah sama lagi
pertarungan jarum panjang dan pendek juga berbeda
detik itu sudah berlalu
nafas masih terus mengalun
deburan ombak tidak pernah berhenti
hidup ini mesti berjalan
ku catat lembaran cita rasa ini
lalu ku hirup nafas secara mendalam
kuhembuskan udara secara perlahan
Oh... hidup ini harus berjalan...
Ini awal perjalanan
ini bukan akhir segalanya
hidup harus berjalan
dan hidup bukan puisi...
1 Responses to "Ini Rindu dan Ini Juga Bukan Puisi"
June 27, 2007 at 7:05 AM #
kusaksikan dua pemuda
mati di peron cinta
menunjuk kejora
dan menggenggam tiket
: menuju negeri senja
Post a Comment