Ketika ku bangun hal itu, keringat membasahi ku
Ketika ku selesaikan hal itu, senyum bangga ku terkembang
Ketika hal itu meraih pujian, ku puaskan ego ku
Ketika hal itu berlalu, ku harap benih dapat berbuah
Ketika itu tidak lagi ada di gengaman ku, aku khawatir
Ketika itu menuju kehancuran, ingin ku untuk kembali
ketika menuju kehancuran, ku belajar optimis
ketika menuju kehancuran, ku gantungkan keajaiban pada benih ku
ketika kehancuran di mata, ku pekikan derita ku
ketika kehancuran melanda, ku hanya dapat menutup mata ku,
berharap bahwa ini semua hanya mimpi
***
tangan-tangan ini tak lagi dapat menggapai...
batas-batas dinding waktu dan usia membatukan diri ku
membukakan jendela lain dalam hidupku
bagaikan lembaran baru pada buku harian
hidup ku bukan milik masa lalu...
tapi diri ku tak rela
bila masa lalu ku mulai kabur oleh bukan diriku
sungguh tak rela...
ingin ku kembali untuk membangun mimpi itu
merapihkan kepingan-kepingan hidup
dan memigura kepingan-kepingan indah
yang akan selalu ku kenang dan kubanggakan
DayDreamer-Andy
untuk team *** H*M*I 2007
Ketika Aku Mimpi
Written by Andy Zheng on Monday, July 23, 2007 at 7:40 AM
4
comments
Categories:
poems
Share this post - Email This
i
Subscribe to:
Post Comments (RSS)
4 Responses to "Ketika Aku Mimpi"
July 23, 2007 at 8:07 AM #
sad story from the fall of the great..
let's see what we can do now.. --"
July 24, 2007 at 7:43 PM #
Maybe you should rethink about this. Did you prepare the seed well?
July 24, 2007 at 8:05 PM #
hmm...
yah mungkin ini semua salah ku...
seharusnya saat itu aku lebih realis dan tidak seharusnya optimis,
waktu itu seharusnya aku tidak mengharapkan kajaiban,
waktu itu seharusnya kuhancurkan benih2 yang telah salah
atau waktu itu kurelakan diri ini terurai demi benih yang lebih baik
waktu itu aku tidak cukup rela membiarkan diri ku hancur demi mereka...
atau seharusnya tidak pernah aku membiarkan benih2 itu tumbuh
atau seandainya aku bisa mendapat lebih banyak benih yang dapat kuhancurkan agar hanya benih yang terbaik yang tersisa...
July 25, 2007 at 8:14 PM #
cup cup jangan nangis ga ada balon neh, ndi, loe kali ini bener-bener naif, inget ndi apa yang loe katakan ke gue, untuk merasakan sakitnya jatuh itu harus jatuh dulu.
ndi, ini kisah buat kau
alkisah seorang ayah yang sangat sayang kepada putranya.
suatu ketika sang putra ingin bermain bola, sang ayah takut, khawatir bila si putra kemudian jatuh dan terluka, saat bermain bola, mengingat perawakan putranya yang kecil dan lemah.
Setelah dipikir secara matang, akhirnya sang ayah tetap meperbolehkan sang putra untuk tetap bermain bola, dengan harapan agar dengan bermain bola, sang putra sadar akan dunia yang ada, belajar memahami dunia, belajar akan tawa lepas, dan tangisnya sakit karena jatuh.
Hal tersebut dilakukan sang ayah bukan karena dia sudah tidk peduli, justru sebaliknya hal itu justru menunjukan kepeduliannya yang
mendalam.
ndi, mungkin benih yang loe tabur baru akan mengerti bila mereka benar-benar terpuruk, bukan sekedar jatuh biasa.
Post a Comment