Once Upon A Time - Part 2

Written by Andy Zheng on Tuesday, January 16, 2007 at 8:29 PM

Soul River

Di dunia ini, waktu seperti aliran air, kadang terbelokkan oleh secuil puing, atau oleh tiupan angin sepoi-sepoi. Entah kini atau nanti, gangguan kosmis akan menyebabkan aliran anak sungai waktu berbalik dari aliran utama menuju ke aliran sebelumnya. Ketika hal ini terjadi, burung-burung, tanah, orang-orang yang berada di anak sungai itu menemukan diri mereka tiba-tiba terbawa ke masa silam.

Orang-orang yang tersangkut ke masa silam itu sangat mudah dikenali. Mereka mengenakan busana berwarna gelap dan suram, dan berjalan dengan berjingkat, berusaha untuk sama sekali tidak mengeluarkan suara dan berusaha untuk tidak menginjak sehelai rumput pun. Mereka takut bahwa perubahan yang mereka lakukan di masa silam akan membawa akibat yang drastis di masa mendatang.

Seperti hal ini, misalnya, seorang perempuan berjalan terbungkuk-bungkuk di bawah kegelapan bayangan satu lorong. Suatu tempat yang ganjil bagi seorang kelana dari masa depan, tetapi di situlah ia sekrang berada. Pejalan kaki yang berlalu menatapnya tanpa menghentikan langkah mereka. Perempuan itu merapat ke satu pojokan, lalu bergerak ke seberang jalan, dan tubuhnya gemetar ketakuan di tempat gelap lainnya, Ia ngeri kakinya menyepak dan menerbangkan debu.

Perempuan dari masa depan ini, tanpa ada peringatan, masuk ke dalam masa itu, di tempat itu, dan sekarang sedang berusaha agar dirinya tidak terlihat di tempatnya yang gelap. Ia tahu akan segala kelahiran, kematian, kebangkitan dan perperangan bahkan nyanyian burung-burung di waktu tertentu, letak yang tepat dari kursi-kursi, dan hembusan angin yang menghebat. Ia meringkuk di kegelapan dan tidak membalas tatapan orang-orang. Ia meringkuk dan menunggu aliran waktu miliknya sendiri.

Ketika seorang kelana dari masa depan harus berbicara, ia tidak bercakap tetapi merintih. Ia kesakitan. Bila ia membuat perubahan sedikit saja pada apa pun, ia bisa menghancurkan masa depan. Pada saat yang sama, ia dipaksa menjadi saksi atas berbagai peristiwa tanpa bisa mengubahnya. Ia iri pada orang-orang yang hidup dalam waktu milik mereka sendiri, yang bisa bertindak sesuai kemauan mereka sendiri, bisa membangun masa depan, bisa mengabaikan dan membelokkan akibat dari tindakan mereka. Tetapi, ia tak bisa melakukannya. Ia adalah gas yang tak berdaya, hantu, alas tilam tanpa jiwa. Ia telah kehilangan kehidupan pribadinya. Ia adalah orang buangan dari sang waktu.

Orang-orang celaka dari masa depan ini bisa dijumpai di tiap desa dan tiap kota, bersembunyi di bawah atap bangunan, di ruang-ruang bawah tanah, di kolong-kolong jembatan dan di ladang-ladang tandus. Mereka tidak bisa ditanyai tentang peristiwa-peristiwa masa depan, perkawinan-perkawinan, kelahiran-kelahiran, situasi keuangan, penemuan-penemuan, dan keuntungan-keuntungan yang bisa diraih. Sebaliknya mereka ditingglkan dan perlu dikasihani.



NB: cerita ini setengahnya adalah fiksi, namun di sisi lainnya ada hubungan dgn pre-destiny

About the Blog!

A drama of sorrow and joy that includes separation and reunion. A matter of clarity that is black and white. A place of dreams and illusions that colour life and death. A spirit of nobility that marks the 'Ways of Heroes'.