Once Upon A Time -Return-

Written by Andy Zheng on Monday, November 19, 2007 at 11:40 PM

BACK IN TIME*

Orang tidak dapat menyebrangi jalan raya, berbincang-bincang dengan seorang teman, memasuki suatu gedung, melihat suatu lorong tua tanpa bersesuaian dengan instrumen waktu. Waktu terlihat di semua tempat, menara jam, jam tangan, membagi tahun ke dalam bulan, dan bulan ke dalam hari, hari ke dalam jam, jam ke dalam detik. Pertambahan waktu berbaris rapih, yang lain datang setelah yang satu beranjak. Dan melebevihi jam yang manapun, ada satu waktu raksasa yang membentang di alam semesta, menetapkan hukum yang sama bagi semuanya. Di dunia ini, satu detik adalah satu detik. Waktu melaju dengan keteraturan yang rancak, dengan kecepatan yang sangat tepat, pada setiap sudut ruang. waktu adalah penguasa tanpa batas. waktu adalah kemutlakan.

Orang-orang yang religius memandang waktu sebagai bukti adanya Tuhan. Tak ada yang tercipta sempurna tanpa adanya sang pencipta. Tak ada yang universal yang tidak bersifat ketuhanan. Semua yang mutlak adalah bagian dari yang maha mutlak. Dimana ada kemutlakan disitulah waktu berada. Karena itulah para filsuf menepatkan waktu sebagai pusat keyakinan mereka. Waktu adalah pedoman untuk menilai semua tindakan. Waktu adalah kejernihan untuk melihat salah atau benar.

Dunia dimana waktu adalah mutlak adalah dunia yang menghibur. sementara gerak orang-orang tak terkirakan, gerak waktu terkirakan. Ketika orang diragukan, waktu adalah kepastian. Saat orang mengerem, waktu meloncat tanpa menengok lagi kebelakang. Di kedai-kedai kopi, di gedung-gedung pemerintahan, orang-orang menatap jam tangan mereka dan meminta perlindungan pada waktu, setiap orang tahu ada catatan saat dia dilahirkan, saat mengayunkan langkah pertama, saat nafsu pertama menyengat, saat ia mengucapkan salam perpisahan pada dunia.


* judul tidak berkaitan dengan isi, judul ini hanya menegaskan akan suatu eksistensi yang sudah lama tidak bersua

Puisi Karyawan Stress

Written by Andy Zheng on Wednesday, November 7, 2007 at 6:17 PM

pagi ini g dpt puisi mantaphhhhhhhhh dari ym yang katanya di blok di kantor g itu lohhh...

Akulah karyawan paling rajin di dunia,
Berani berkorban nggak pernah ngedongkol,
Meski hati merana tapi tetap berdedikasi ,
Meski hari menjelang sore gini aku tetap masih dikantor ,

Akulah karyawan paling pantes dapet promosi,
Selalu paling depan ngisi daftar absensi ,
Di antara rekan akulah yang paling rajin ,
Temen yang nggak masuk pun aku absenin

Tahun pertama ngantor masih tinggal di kost,
Tahun ketujuh ngantor udah pindah tempat kost,
Tahun pertama pergi-pulang nebeng tukang pos,
Di saat krismon pergi-pulang nebeng boss,

Akulah karyawan yang paling setia,
Sedari peletakan batu pertama kantor, aku jadi kulinya,
Sampai kantor punya jaringan komputer, aku jadi net-admin-nya,
Sampai kantor diledakin , aku jadi otaknya... !!
Ha..ha..ha.. !!!

Dari Detik hingga TCP/IP

Written by Andy Zheng on Wednesday, September 19, 2007 at 3:30 AM


Kulihat 3 telah lewat
Entah kapan 12 akan sampai
Detik-detik waktu melaju cepat
Alunan ini menggaung lunglai

Lembaran di dinding berganti
Dari 1 hingga 19, tanpa jeda, tanpa akhir
Akankah esok tiba dan menghiasi hari
Entah apa yang akan terukir

Tuts-tuts keyboard bertebaran
Larik-larik alphabet mengalun
Menebar simphoni kehidupan
Membentuk untaian para kutu LAN

Menguak berbagai layer hidup
Demi kehidupan filsafat TCP/IP
Meng-arsetik-i rutinitas para kapitalis
Membangkitkan sendi-sendi sosialis

iseng2 liat blog2 tmn trus nemu ini, trus coba test deh...kebetulan lagi masa2 males nulis, lagi in-blue kata org... bahkan terlihat koq di status ym g... so bored...so lonely...damn busy...

yak...intinya inilah hasil testnya... bagaimana dgn anda?

Andy Tenario
20/08/1985


Silver Pegasus person tend to be honest and your mind runs on a single truck.
Therefore, you tend to be little bit obstinate and hard minded.
You try to make your own way no matter what.
Nevertheless you can be kind and be sympathetic towards people, and tends to take care of them.
Your personality is that you tend to act rashly and can not stay still.
You are a responsible person and once you take up something, you will follow through to the end.
Your persevering character is recognized as a person who can be relied on, and many people have trust in you.
You do not possess good bargaining tactics.
However this weakness is one of your attractive sides.
Although you lack the fanciness to stand on the center stage, you can put hard effort.
Because you tend to follow your ideals, you may get in a lost when your conviction and beliefs are weak.
Sometimes you may feel failure even after putting in great effort.
You are full of adaptability, adjustability and taking action.
You will be successful by using these merits well.
You are a strong person and can overcome adverse circumstance without feeling gloomy.
You tend to be an idealist, and you can carry on expressing your self on something you feel strong about.
If you can get on a job that you wouldn't get bored, you will express great talent.

source:http://world.doubutsu-uranai.com/

Malu Melewati Semi Kenangan

Written by Andy Zheng on Wednesday, August 8, 2007 at 5:16 AM


Bulan sabit kemuning
Tersenyum malu sambil mengembang
Angin utara kembali berhembus
Kenangan lama yang tak pernah pupus

Daun pohon liu berguguran
Melayang melewati sungai ke selatan
Membawa alunan sitar pergi menjauh
Melanglang-buana ke negri ungu

Daun sudah gugur, salju pun belum turun
Menanti semi tiba, dan bunga bermekaran
Dengan secarik teh, melepas jubah naga
Berharap mengupas selaput jenuh menggelora

Senandung daun gugur bernyanyi
Membisikkan kenangan dan indahnya mimpi
Menunggu kabut pagi yang tebal
Pergi menjauh menyisakan harapan yang kekal

Ketika Aku Mimpi

Written by Andy Zheng on Monday, July 23, 2007 at 7:40 AM

Ketika ku bangun hal itu, keringat membasahi ku
Ketika ku selesaikan hal itu, senyum bangga ku terkembang

Ketika hal itu meraih pujian, ku puaskan ego ku
Ketika hal itu berlalu, ku harap benih dapat berbuah

Ketika itu tidak lagi ada di gengaman ku, aku khawatir
Ketika itu menuju kehancuran, ingin ku untuk kembali

ketika menuju kehancuran, ku belajar optimis
ketika menuju kehancuran, ku gantungkan keajaiban pada benih ku

ketika kehancuran di mata, ku pekikan derita ku
ketika kehancuran melanda, ku hanya dapat menutup mata ku,

berharap bahwa ini semua hanya mimpi

***
tangan-tangan ini tak lagi dapat menggapai...
batas-batas dinding waktu dan usia membatukan diri ku
membukakan jendela lain dalam hidupku
bagaikan lembaran baru pada buku harian

hidup ku bukan milik masa lalu...
tapi diri ku tak rela
bila masa lalu ku mulai kabur oleh bukan diriku
sungguh tak rela...

ingin ku kembali untuk membangun mimpi itu
merapihkan kepingan-kepingan hidup
dan memigura kepingan-kepingan indah
yang akan selalu ku kenang dan kubanggakan

DayDreamer-Andy
untuk team *** H*M*I 2007

Love by Few, Hate by Many, Respect by All

Written by Andy Zheng on Sunday, July 8, 2007 at 9:59 PM

Prima parte.

I sat there with anticipation,
My hands gripping the wheel,
They knew I was coming,
To make a great steal.
A pistol in my belt,
And my boys around me,
I pushed down my foot,
And smiled with glee;
The engine roared,
The backseat clicked with Tommies.
It would not be long,
Before those bastards prayed for their mommies…
The grill of the car,
Pushed aside much,
A make-shift barricade,
And a few guys got smooshed.
I pulled up to the gate,
And I opened my door,
Me and five men got out,
But they had much more.
Gangsters to the left,
Gangsters to the right,
I could see well,
That it’'d be a great fight.

Seconda parte.

I took cover and loaded
My shotgun with care,
Three of them came
Through the garden with flair.
I gripped the wood stock,
The metal barrel did shine,
Little did they know,
Their lives would soon be mine.
Pulled the trigger once.
Pulled the trigger twice.
The remaining enemies
Scattered like mice.
Several minutes gone by,
Many bodies lay still,
I’m out of fresh shells,
Sadly Big Mike had had his last kill.
He lay there bleeding,
Not a single breath,
I yelled to the heavens,
“Why didn’t you take Seth?”
Seth got all pissed and ditched us,
But I did not care,
Me, Sal, and Petey,
Took a gasp of fresh air.
We stormed through the door,
Killing all things in sight,
I love my dear pistol,
As it slayed with great might.
I made for the basement,
And reached in my coat,
Couldn’t believe it,
I felt like a goat.
“I have forgotten the dynamite.”
Yelling through the door,
I knew tomorrow night,
I’d have to come back for more.

Finale parte.

We exited the compound,
Our sedan ablaze,
I looked for a new one,
A very mere gaze,
I spotted a truck,
Hearty and blue,
A Chevy, no a Ford,
What’s it to you?
At that moment I heard them,
Their siren’s wail,
Here is the escape,
I hope we do not fail.
One cop, two cop…
Three cop, FOUR!
Five cop, six cop…
Seven cop, MORE!
I took a left,
Raced down 11 blocks,
All of these cars,
So we threw down our Glocks;
Picked up more powerful guns,
A left turn, a right turn,
Three blocks to go-
When will they learn…
Four coppers left,
But three hit-squads in tail,
A Molotov present:
Look at them flail!
Down to the last,
Five men and two cars,
All the cops gone,
These chumps will be ours.
Smashed one into a post,
Shot up the other,
Made it to the safe house,
High-fiving each other.

Ini Rindu dan Ini Juga Bukan Puisi

Written by Andy Zheng on Monday, June 25, 2007 at 7:12 PM


altroz wrote:
Ini Rindu, Bukan Puisi

Saat kita terbaring sendiri di atas ketenangan
Berada jauh dari istana kita
Tertekur diantara pahitnya malam
Lelah tak dapat lagi bergerak badan ini
Kita berdua di perbatasan kata selamat tinggal

Kemanakah suara burung berkicau yang biasa kita dengar ?
Kemanakah pagi yang biasa menanti di ujung jalan waktu?
Kenapa semuanya serasa diam membisu ?
Menjadi sepia bersama tirai yang menjauh

Coba ingat kembali detik detik yang kita buang sia sia tak bermakna
Ingat kembali rasa nikmat secangkir teh hangat di pagi itu
Ingatkah saat kita selalu katakan kata sampai jumpa?
Ingatkah saat saat kita masih bisa bergandengan tangan?

Biarlah jarum jam berputar mundur dalam benak angan
Dan bangunlah dari mimpi kelabu yang menghantui bayangmu
Lihatlah setitik putih yang kau abaikan itu
Sadarkah bahwa semuanya sudah berlalu...?

Namun suatu hari nanti kita bisa mengulanginya sekali lagi
Hanya untuk satu kali saja
Dan bila saat itu tiba
Tolong... jangan kau lepaskan aku lagi....


Encore:
Seandainya saja kau lihat rindu di atas telapak cintaku
Ia tak pernah berhenti berpijar
Lilin hati yang lirih bernyanyi
Menemani bintang dari bersinar di kejauhan


Gentle_Vast answer:
Ini Juga Bukan Puisi

hari ini kita pandangi langit
awan-awan berarak-arak ke utara
matahari mulai berwarnah merah
cahayanya mulai tertelan rimbunan beton

kuletakan cangkir teh ku
sejenak tergiang aroma teh yang telah habis
menggiurkan...
perlahan aku larut ke dalam angan ku

tetes demi tetes rasa teh itu kunikmati
tapi rasa yang ada tidak pernah berulang
lidah ku masih kering seperti sebelumnya
cangkir yang ada juga telah kosong

ah... ini hanya mimpi...
tapi hati ini tidak pernah pergi
kenikmatan itu masih sangat terasa...
detik-detik itu surga ku

tapi semua sudah berlalu
merahnya matahari tidak pernah sama lagi
aroma khas teh, juga tak pernah sama lagi
pertarungan jarum panjang dan pendek juga berbeda

detik itu sudah berlalu
nafas masih terus mengalun
deburan ombak tidak pernah berhenti
hidup ini mesti berjalan

ku catat lembaran cita rasa ini
lalu ku hirup nafas secara mendalam
kuhembuskan udara secara perlahan
Oh... hidup ini harus berjalan...

Ini awal perjalanan
ini bukan akhir segalanya
hidup harus berjalan
dan hidup bukan puisi...

Nyanyian nasional komisi 3 HIMTI BINUS

Written by Andy Zheng on Sunday, June 10, 2007 at 4:04 AM

Sahabat Sejati - Sheila on 7

dinyanyikan dan diresmikan keabsahannya tertanda sejak dikumandangkan pertama kali oleh Yang mulia FW'04 dan AS'03 pada tanggal 9 Juni di Nav Family Karaoke

Sahabat sejatiku, hilangkah dari ingatanmu
Di hari kita saling berbagi
Dengan kotak sejuta mimpi, aku datang menghampirimu
Kuperlihat semua hartaku

Kita s’lalu berpendapat, kita ini yang terhebat
Kesombongan di masa muda yang indah
Aku raja kaupun raja
Aku hitam kaupun hitam
Arti teman lebih dari sekedar materi

Pegang pundakku, jangan pernah lepaskan
Bila ku mulai lelah… lelah dan tak bersinar
Remas sayapku, jangan pernah lepaskan
Bila ku ingin terbang… terbang meninggalkanmu

Ku s’lalu membanggakanmu, kaupun s’lalu menyanjungku
Aku dan kamu darah abadi
Demi bermain bersama, kita duakan segalanya
Merdeka kita, kita merdeka

Tak pernah kita pikirkan
Ujung perjalanan ini
Tak usah kita pikirkan
Akhir perjalanan ini

Silahkan di resapi, pesan yang tersirat di dalamnya..

Demikianlah, saya mewakili 2003 komisi ini mengucapkan maaf yang sebesar2nya atas segala cacian, makian, bully-an, dan komentar2 pedas yang pernah terucap sampai saat ini. Tak lain semua itu hanyalah cara kami menyampaikan bahwa kami sangat kalian.

Ode To The Gallantry

Written by Andy Zheng on Tuesday, May 22, 2007 at 8:57 PM

The Knight Journey "xia ke xing"

Bertamu ke negri Zhao dengan topi berantakan,
Lengkung goloknya mengkilap laksana salju,
Menunggang kuda putih berpelana perak,
Berderap cepat bagai bintang jatuh,
Tiap sepuluh langkah membunuh satu orang,
Berkuda ribuan li tanpa henti.

Setelah tugas selesai ia kibaskan lengan bajunya,
Dirahasiakannya diri dan namanya,
Di saat luang meneguk arak bersama Xin Ling Jun,
Pedang ditanggalkan, lutut diluruskan.

Membujuk Zhu Hai dengan perjamuan,
Keras upaya menasihati Hau Ying,
Mengutarakan janji dengan sulangan 3 cawan arak,
Mempertahankan kedaulatan negrinya.

Setelah mata berkunang kuping pun panas,
Semangat membara,
Menyelamatkan negri Zhao dari kepungan pasukan Qin,
Dengan serangan yang menggetarkan,

Selama beribu musim semi kedua pahlawan ini,
Masih tetap menggemparkan Da Liang.

Li bai / Li po

Labirin dari Crete*

Written by Andy Zheng on Sunday, May 13, 2007 at 9:44 PM

Wah dah lama ga ngisi blog neh, entah napa hari ini g lagi bad mood,… entahlah….
Btw masih pada inget am kisah tragis g dolo yg ada di

“A drama of sorrow and joy that includes separation and reunion.”

trus waktu itu ada comment yang keren dari tmn g lutfia yang ada lirik lagu can’t buy me love nya…. Nah waktu itu g ngejawabnya juga pake cerita yaitu

“Jawaban relief labirin dari Crete*”

kisah ttg seseorang pemikir, pemimpi, atau pembual yang punya pemikiran berbeda dibandingin am umumnya orang2 yang hidup di labirin crete*

bagi yang lom tau labrin crete itu apa, labirin crete ada lah labirin yang dibangun am arsitek terkenal daedalus di kota crete / kreta (salah satu nama polis/negara bagian di yunani kuno dolo) gunanya untuk ngurung minotaurus, monster dengan kepala banteng.

Tapi labirin di krete ini g ada mintaurusnya, cmn penggambaran /deskripsi kondisi dunia saat ini.

***

Masih di lorong yang sama, masih di labrin yang sama, dan masih menatap dinding berlumut yang sama…. Entah kapan ini dapat berakhir, terkadang kurasakan niat ku untuk punya sayap dan terbang, melayang keluar labirin seperti daedalus dan icarus, tapi entah impian itu dapat tercapai,… 1tahun? 10 tahun?? Atau 100 tahun lagi???...

Keberadaan ku di labrin ini membuat ku muak akan segalanya yang ada. Semua genangan air mata darah, atau jantung berdenyut di pinggiran jalan, termasuk didalamnya relief-relief konyol para pejuang cinta yang telah gugur, dan juga tarian dan nyanyian para pemuja cinta yang plin-plan terbawa arus trend.

Kulangkahkan kaki ku beranjak pergi menapaki jalan-jalan setapak yang lama, jalan setapak yang telah ku lalui selama 21 tahun, kuputari semua daerah yang pernah aku lalui, jalan dimana diri ku jatuh ketika mengayun sepeda pertama, jalan dimana perjalan panjang ku menjadi stalker gadis tetangga ku, jalanan panjang yang kulalui dikala pikiran ku galau…

Ditengah berbagai jalan yang berhamburan menyeruak keluar dari kepala ku, kaki ku terhenti pada persimpangan yang belum pernah ku temui selama ini, antusias ku mulai naik… satu tapak,… sepuluh tapak,… seratus tapak,… awalnya sangat antusias, kemudian menjadi ketakutan, satu per satu keringat digin ku mengalir, entah dari pori-pori yang mana butiran itu keluar dan kemudian merayap di sekujur tubuh ku, mengalir dari mata ku ke sisi bibir ku dan jatuh melalui daguku…
Ketakutan itu tidak membekukan diri ku sebagai simbolisasi jaman, atau patung-patung penghias yang menjadi patokan jalan bagi para buta peta. Ketakutan ku berkurang, beriringan dengan perasaan lama yang kembali merasuk di hati ku… butiran-butiran air mulai lenyap seiring hangatnya tubuh ku, butiran tersebut diserap kembali kulit ku lalu mengalir masuk menelusuri kanal-kanal darah dan masuk ke jantung hati ku, dan kemudian mengkristal dan membekukan hati jantung ku…

Ternyata perjalanan baru ini hanya verakhir dengan cara yang masih sama kunonya dengan berbagai kisah yang lampau…

Benar-benar “man from yesterday…”

Jaman disko yang berjaya dan Madonna menari bagai tante girang…

Semua sama aku tetap berjalan di labirin menatap pemandangan yang berbeda, namun masih dalam kesamaan satu tipe, sama-sama memuakkan, seratus atau mungkin seribuan langkah ku berakhir di labirin yang sama, hanya pada blok yang berbeda…

Kemuakan ini bahkan membuat angan ku lepas terbang tinggi, menggeram, mundur tiga langkah, sambil menggesekkan kaki ke tanah pada setiap langkah, dan meluncur maju menabrak dinding labirin, dan hancur dengan darah bertebaran seperti kanvas yang dipenuhi cipratan tinta beraneka warna lansung dari ember cat sang pelukis tanpa 1 kuas apapun.

20th Century Boys

Written by Andy Zheng on Monday, May 7, 2007 at 9:40 PM

CHAPTER 6
STAND! BECAUSE I'M STANDING JOE!!



Even 50 years after
Will you still be doing things just like this?

I'm still talking about them, you know.
Things that happened 5 years ago,10 years ago

I only want to laugh.
It's fine if i'm forced to laugh

Even The demons will laugh
If you talk about next year.

Night spreads out over the earth.
And right now i'm hurrying along the road home.

Is the croquette from the butcher
that i've come to grow fond of
still waiting there for me
with the same flavor it's always had?

I wonder how long this eternity
that i've been dragging myself home.

The smell of curry waffs at me
from somewhere as the day fades away

Shadow Legion chap 1 and 2

Written by Andy Zheng on Sunday, May 6, 2007 at 12:18 AM

ini project rame-rame am temen, cmn lom ada perkembangan lebih lanjut... klo mo join team developer silahkan pm marquisasusu di Y!

CHAPTER I
SYDNEY LAUTAN API
.
.
.
CHAPTER II
BENUA YANG HILANG
.
.
.
dst


cerita ini akan dilanjutkan di blog milik tim pengembang Shadow Legion


last edited Sunday, May 13, 2007

Curse Of Golden Flower Theme

Written by Andy Zheng on Saturday, April 21, 2007 at 11:36 PM

lyricsnya bagus... diantara banyak lagu jay chou... yang satu ini mau ga mau g mesti acungin jempol... berkualitas,...
-------------------------------------------------------------
菊花台 | Ju Hua Tai | Chrysanthemum Flower Bed by Jay Chou
Soundtrack of Curse of the Golden Flower

曲:周杰倫
Qu : Zhou Jie Lun
Music: Jay Chou

詞:方文山
Ci: Fang Wen Shan
Lyrics: Vincent Fang

Translation: Ling - www.jay-chou.net

Verse 1:

妳 的淚光 柔弱中帶傷
ni de lei guang rou ruan zhong dai shang
Your tears glistens with weakness admist the pain

慘白的月彎彎 勾住過往
can bai de yue wan wan gou zhu guo wang
The ghostly white curved moon hooks onto the past

夜 太漫長 凝結成了霜
ye tai man chang ning jie cheng le shuang
The night is too long and has crystallised into frost

是誰在閣樓上 冰冷的絕望
shi shui zai ge lou shang bing leng de jue wang
Who is in the attic [filled with] cold hopelessness

雨 輕輕彈 朱紅色的窗
yu qing qing tan zhu hong se de chuang
Rain gently bounces off vermillon window

我一生在紙上 被風吹亂
wo yi sheng zai zhi shang bei feng chui luan
I have [written] my life story on paper [only to be] blown into a mess by the winds

夢 在遠方 化成一縷香
meng zai yuan fang hua cheng yi lu xiang
The faraway dream has become really faint

隨風飄散 妳的模樣
sui feng piao shan ni de mo yang
The wind has dispersed the image of you

Chorus:

菊花殘 滿地傷 妳的笑容已泛黃
ju hua chan man di shang ni de xiao rong yi fan huang
Chrysanthemum destroyed, a whole floor of pain your smile has become faintly yellow

花落人斷腸 我心事靜靜躺
hua luo ren duan chang wo xin shi jin jin tang
People are heartbroken when the flower falls, my thoughts lay quietly [aside]

北風亂 夜未央 妳的影子剪不斷
bei feng luan ye wei yang ni de ying zi jian bu duan
The north wind is chaotic the night is still young your shadows can’t be cut

徒留我孤單 在湖面 成雙*
tu liu wo gu dan zai hu mian cheng shuang
Just leaving me lonely doubled [when I stand] by the lake

Verse 2:

花 已向晚 飄落了燦爛
hua yi xiang wan piao luo le can lan
The flower has already come late, drifting down brillantly

凋謝的世道上 命運不堪
diao xie de shi dao shang ming yun bu kan
The wilted morals an unbearable fate

愁 莫渡江 秋心拆兩半
chou muo du jiang qiu xin chai liang ban
[If you are] sad don’t cross the river worries* broken into two
*this literally means splitting the top and bottom of the word “chou” apart into two words “qiu” and “xin”

怕妳上不了岸 一輩子搖晃
pa ni shang bu liao an yi bei zi yao huang
In fear that you can’t get back on shore and will sway for a lifetime

誰 的江山 馬蹄聲狂亂
shui de jiang shan ma ti sheng guang luan
Chaotic sounds of horse hoofs [in] whose territory?

我一身的戎裝 呼嘯滄桑
wo yi shen de wu zhuang hu xiao cang sang
My armory shouts out the wear of time

天 微微亮 妳輕聲的嘆
tian wei wei liang ni qing sheng de tan
The sky is starting to light up your voice is sighing

一夜惆悵 如此委婉
yi ye chou chang ru ci wei wan
A night of disappointment is [said] in such a roundabout way

Repeat Chorus

A place of dreams and illusions that colour life and death.

Written by Andy Zheng on Monday, April 16, 2007 at 8:57 PM

menjulang di tengah awan
berlari menwlusuri waktu yang berlalu
hingga kembali ke dalam ruang dan waktu
dimana meringkuk dalam ketentraman dibalik derita

serpihan daging yang jatuh
dan darah yang tercecer
mengingatkan diri ku akan derita
yang tak pernah pupus dalam
terjangan ombak samudara

menangis dalam tawa
menelan darah masuk ke dalam kerongkongan
untuk dicerna, sekedar penghilang rasa dahaga
dahaga akan kebebasan
dahaga akan terjangan angin yang menyayat

entah apa yang terjadi
ku tak lagi peduli
entah apa yang kurasakan
ku tak lagi dapat merasakannya

siapakah aku...
dan kenapa aku ada disini...
dan jalan mana yang harus ku tempu...

... semua berakhir dengan tanda tanya ???

Once Upon A Time – Part 5

Written by Andy Zheng on Monday, April 2, 2007 at 10:53 PM

.: BABEL :.

Di Dunia Ini, akan segera tampak sesuatu yang ganjil. Kita tidak akan menjumpai rumah di lembah-lembah atau dataran rendah lainnya. Semua orang tinggal di pegunungan.

Suatu ketika di masa silam, ilmuwan menemukan satu kenyataan bahwa waktu berjalan lebih lambat di tempat yang jauh dari pusat bumi. Efeknya memang sangat kecil, tetapi bisa diukur dengan alat-alat yang sangat sensitif. Ketika fenomena ini diketahui, sejumlah orang yang ingin awet muda berpindah ke gunung-gunung. Kini semua rumah berdiri di atas Bukit barisan, Monte Rosa, Ural, Tibet, dan datarang tinggi lainnya. Adalah mustahil menjual pemukiman di tempat lain.

Beberapa orang tidak puas dengan sekedar berumah di gunung. Untuk mendapatkan efek yang maksimal mereka membangun rumah di atas tiang penyangga. Karena itulah di puncak-puncak gunung di seluruh dunia tampak berdiri rumah-rumah yang dari kejauhan bagai sekawanan heron, spoonbill, Ibis atau flaminggo yang berdansa sambil memperhatikan kaki-kai kurus mereka, takut saling terinjak. Orang-orang yang berhasrat hidup sangat lama, membangun pula rumah di atas tiang penyangga yang sangat tinggi pula. Bahkan, beberapa rumah berdiri setengah mil diatas tiang penyangga dari pancang-pancang tiang Gedung pencakar langit. Ketinggian menjadi status. Ketika seseorang menatap tetangganya yang ada di atas lewat jendela dapur, ia percaya bahwa tetangganya itu tidak menua secepat dirinya, tidak kehilangan rambut hingga akhir, tidak berkeriput, dan tetap memiliki hasrat bermain cinta. Sebaliknya, seseorang yang melongok ke bawah, menganggap penghuninya kehabisan tenaga, lemah, dan pikun. Beberapa orang membual bahwa mereka menjalani seluruh hidupnya di ketinggian, lagir di rumah tertinggi di puncak gunung tertinggi, dan tidak pernah sekalipun turun. Mereka merayakan kemudaan mereka dengan senantiasa menatap cermin dan berjalan telanjang di balkon-balkon.

Kini atau nanti, beberapa urusan penting memaksa orang untuk turun dari rumah. Mereka melakukannya dengan bergegas, biru-buru menuruni tiang seperti pemadam kebakaran yang bergegas pergi menyelamatkan anak manusia, berlari dan bergelayutan serta melompat seperti pria hutan. Mereka berlari sambil setengah menjinjit dan melompat berharap dapat secepatnya menyelesaikan permasalahan mereka dan segera pulang. Mereka tahu setiap langkah ke bawah , waktu akan berjalan lebih cepat dan mereka menjadi cepat tua pula. Sementara itu orang-orang yang tinggal di bawah tidak pernah duduk. Mereka berlari, sembari menjinjing tas kerja atau bahan makanan mereka.

Sejumlah kecil warga di tiap kota tak peduli apakah umur mereka menua lebih cepat beberapa detik dari tetangga mereka. Jiwa-jiwa pemberani ini menuju ke dataran rendah pada hari-hari tertentu, bersantai di bawah pohon, berenang riang di danau yang terletak di ketinggian yang lebih hangat, berguling-guling di tanah, Mereka nyaris tidak pernah melihat jam tangan. Juga tidak peduli apakah sekarang hari kamis atau senin. Ketika orang lain melintasi mereka terburu-buru dan pandangan menghina, mereka hanya tersenyum.

Lambat laun , orang lupa pada alasan mengapa tinggal di tempat yang lebih tinggi adalah lebih baik. Meskipun begitu, mereka tatap betahan hidup di gunung-gunung. Sedapat mungkin menghindari daerah cekungan, mengajari anak-anak mereka agar menjauhi anak-anak yang tinggal di tempat yang lebih rendah, karena yang tinggal di tempat lebih rendah tak lebih baik dari iblis dan setan-setan, atau orang kelas rendah yang tidak mengerti peradaban. Mereka tahan terhadap hawa dingin pengunungan, menikmati ketidaknyamanan itu sebagai bagian dari pendidikan. Mereka bahkan meyakini bahwa udara yang tipis bagus untuk tubuh, dan dengan mengikuti logika itu, mereka menjalani diet yang keras, makan hanya dalam porsi kecil. Akibatnya populasi di ketinggian menjadi setipis udara, keropos, dan menjadi tua sebelum waktunya.

Coffee Break

Written by Andy Zheng on Sunday, March 25, 2007 at 5:21 AM

Cuap2 v4st

Maafkan saya atas... ke-tidak-komitmen saya akan blog... tolong pahamilah bahwa penguin,(bukan)kucing, dan cumi itu sangat menyita waktu saya, sehingga saya tidak sempat memanjakan diri saya, atau sekedar mem-fitness otak saya dengan cuap-cuap atau binatang lainnya...thx...

*************************************************
Seorang programmer mengirimkan surat berikut :
Yth. Customer Support:

Saya sangat membutuhkan bantuan. Baru-baru ini saya
melakukan upgrade program Girlfriend 7.0 ke Wife 1.0
dan diluar perkiraan saya ternyata program baru ini
mulai melakukan proses pembuatan sub program Child 1.0
dan juga mulai memakan waktu dan sumber berharga
lainnya. Hal ini tidak dicantumkan di brosur
produknya.

Sebagai tambahan Wife 1.0 juga mengacaukan program
lainnya, memasukkan dirinya ke dalam proses start up
harian dimana secara otomatis memonitor semua
aktivitas system seperti sebuah Virus.

Program saya lainnya seperti Hang Out Cafe© 2.5 atau
Friday Nite Party 311 tidak lagi bisa berjalan dan
menyebabkan system menjadi crash setiap kali
dilakukan. Saya mencoba menjalankan Lazy Saturday 5.0
atau Sleepy Sunday 4.2 namun juga tidak dapat
dijalankan, bahkan program Saturday Shopping 3.0 atau
Sunday Home Cleaning 3.11 yang muncul.

Sepertinya saya tidak bisa membuat Wife 1.0 bekerja di
background sementara saya mencoba menjalankan aplikasi
favorit saya lainnya. Saat ini saya sedang berfikir
untuk kembali ke Girlfriend 7.0 dan melakukan
Uninstall program Wife 1.0 namun tidak bisa.

Mohon bantuannya,
Programmer

Sehari setelah dia mengirim email itu, dia mendapat
jawabannya yang isinya :


Yth. Bapak Programmer,
Ini adalah masalah yang sering muncul dari
kesalahpahaman yang mendasar sekali. Banyak orang yang
melakukan upgrade program Girlfriend 7.0 ke Wife 1.0
berfikir bahwa Wife 1.0 adalah tipe Utility &
entertainment Program.
Sedangkan hal yang sebetulnya Wife 1.0 adalah
Operating System, dirancang oleh Programmer kami di
HEAVEN UNLIMITED COMPANY untuk menjalankan
semuanya.

Anda tidak bisa menghapus Wife 1.0 dan kembali ke
Girlfriend 7.0. Wife 1.0 tidak dirancang untuk ini
karena jika dipaksakan untuk dilakukan dapat
menyebabkan system anda berantakan.

Kami merekomendasikan tetap menggunakan program Wife
1.0 dan coba menghadapi beberapa hal yang Anda anggap
sebagai kesulitan sebaik mungkin.
Beberapa tips dari kami jika ada suatu masalah, coba
jalankan semua recovery program yang ada di folder
C:\APOLOGIZE, seperti Say Sorry 8.0 or Hug & Kiss 9.0.
Walaupun beberapa orang menganggap Wife 1.0 adalah
suatu program yang butuh perawatan tinggi, banyak juga
orang yang tahu bahwa program ini dapat menjadi sangat
menyenangkan. Untuk memperoleh manfaat maksimal
program Wife 1.0 ini, Anda dapat mencoba membeli
add-on program seperti Listening 5.0, Flowers 2.5 atau
Chocolates 1.3.

Dalam hal apapun kami sangat tidak merekomendasikan
untuk install program Secretary 1.0 (Short Skirt
Version) karena program ini sangat tidak kompatibel
dengan Wife 1.0 dan hampir dipastikan akan menyebabkan
system menjadi crash.

Semoga dapat membantu,

Customer Service

Once Upon A Time – Part 4 -&- Order And Chaos – Part III

Written by Andy Zheng on Thursday, February 22, 2007 at 11:50 PM

.: Biggest Match on The Earth :.

Di dunia ini ada dua jenis waktu. Waktu mekanis dan waktu tubuh. Waktu yang pertama kaku, laksana pendulum besi raksasa yang berayun maju-mundur, bergerak membuat sequence yang tetap. Waktu yang kedua bergeliang-geliut seperti ikan di rawa kering haus akan kehidupan dan terus mencari dan bergerak, seakan dapat memperpanjang hidupnya. Waktu pertama tidak dapat ditolak karena itu merupakan sabda bahagia dari langit, mutlak, yang telah ditetapkan dari generasi ke generasi. Waktu yang kedua menyusup diantara relung hati dan kanal-kanal otak untuk mengambil keputusan, tanpa ada hukum dan dalil yang pasti.

Beberapa orang tidak yakin bahwa waktu mekanis itu ada. Ketika melewati jam raksasa di taman kota mereka tidak melihatnya, juga tidak mendengar bunyi loncengnya saat mengirimkan paket-paket ke kantor pos atau saat berjalan-jalan di taman bunga. Mereka menggenakan jam di pergelangan tangan, tetapi itu sekedar ornament atau semacam sopan-santun bagi yang ingin memberikannya sebagai hadiah, Mereka juga tidak menyimpan jam dinding di rumah. Sebagai gantinya mereka mendengarkan detak jantung. Mereka merasakan irama suasana hati dan berahi mereka. Mereka makan saat lapar, dan pergi ke tempat kerja di perusahaan topi perempuan atau ahli kimia kapan saja ketika terbangun dari tidur, bermain cinta sepanjang hari. Beberapa orang bahkan menertawakan pemikiran tentang waktu mekanis. Mereka tahu bahwa waktu bergerak tidak beraturan, bagai ombak di laut. Mereka tahu bahwa waktu terus maju tanpa beban di punggungnya seperti saat mereka buru-buru membawa seorang anak yang terluka ke rumah sakit, atau ketika tatapan tetangga mulai sinis dan terasa menganggu. Mereka juga tahu bahwa waktu melaju cepat melintasi padang yang kaya akan visi tatkala sedang makan enak bersama teman-teman, atau ketika menerima pujian atau kebohangan dalam pelukan kekasih gelap.

Lalu, ada sejumlah orang yang berpikir bahwa tubuh mereka tidak ada, void, dan penuh akan kehampaan. Mereka hidup dengan waktu mekanis. Mereka bangun pada pukul 4 pagi. Untuk melakukan ritual mereka sehari-hari. Makan siang tepat pada tengah hari dan makan malam pada pukul enam petang. Mereka memenuhi janji tepat waktu, persis seperti yang ditunjukkan jam. Mereka bermain cinta antara pukul delapan malam hingga sepuluh malam. Bekerja empat puluh jam seminggu, membaca koran minggu pada hari minggu, bermain catur pada tiap malam selasa. Ketika perut mereka bernyanyi, mereka mengamati jam tangan mereka untuk melihat apakah sudah waktunya untuk makan. Ketika mereka tengah asyik menikmati suatu konser, mereka menatap kearah jam dinding yang ada di atas panggung untuk melihat apakah sudah waktunya untuk pulang. Mereka sadar bahwa tubuh bukanlah suatu keajaiban, melainkan suatu kumpulan bahan kimia, jaringan, dan impuls saraf. Pikiran tak lebih dari gelembung listrik sinapsis dalam otak. Rangsangan seksual tak lebih dari aliran senyawa kimia sang hormon pada ujung syaraf tertentu. Kesedihan tak lebih dari asam memuakan yang menusuk di otak kecil. Pendeknya, tubuh adalah mesin yang tunduk pada hukum listrik dan mekanika sebagaimana electron atau jam. Karena itulah , tubuh harus disapa dengan persamaan-persamaan fisika. Jika tubuh sedang berbicara, ia melulu berbicara tentang beberapa tuas dan tekanan. Tubuh adalah sesuatu untuk diperintah bukan untuk dipatuhi.

Membawa serta udara malam sungai, seseorang melihat bukti dua dunia menjadi satu. Seorang tukang perahu sedang mengukur posisinya yang tidak jelas dengan menghitung detik-detik yang hanyut dalam alur air. “Satu, tiga meter, Dua, enam meter, Tiga, sembilan meter” suaranya membelah kegelapan malam dengan ucapan yang jernih dan tegas. Di bawah cahaya lampu di jembatan besar yang telah termakan usia, dua orang bersaudara yang tidak pernah berjumpa selama bertahun-tahun minum dan tertawa bersama. Lonceng gereja berdenting sepuluh kali. Dalam beberapa detik, lampu-lampu di kota berkedip-kedip dengan sempurna, suatu kesempurnaan mekanis ,seperti kesimpulan geometri Euklidan. Berbaring di taman indah ditemani gemericik bunyi air mancur kolam ikan, sepasang kekasih menatap langit dengan malas, terbangun dari tidur yang lelap karena denting lonceng di kejauhan, terkejut menyadari bahwa malam telah tiba.

Ketika dua waktu bertemu, yang terjadi adalah keputusasaan, seperti keputusasaan sepasang kekasih dimana waktu mereka telah berlalu. Ketika dua waktu menujuh arah yang berbeda hasilnya adalah kebahagian. Karena itulah, secara menakjubkan, seorang pengacara, perawat, tukang roti dapat mengkehendaki satu dunia, tidak keduanya. Tiap waktu adalah benar, tetapi kebenaran itu tidak selalu sama.

Seperti suatu koin logam dimana terdapat sisi yang terang dan gelap… dan semua orang dapat melihat baik sisi terang maupun sisi gelap si logam. Namun tidak ada seorang pun yang dapat melihat sisi gelap dan sisi terang si logam secara bersamaan(tidak saling bergantian) pada detik yang sama dan tempat yang sama.

Once Upon A Time – Part 3

Written by Andy Zheng on Friday, February 9, 2007 at 12:38 AM

~: Parallel World :~

Pagi yang dingin di bulan Februari dan rintik hujan gerimis yang kemudian mengisi cekungan besar di jalan raya. Seorang lelaki dengan jaket kulit tebalnya berdiri sambil mengosokkan kedua tangannya sambil sesekali meniup-niup tangannya untuk mengusir kedinginan yang menghantuinya. Lelaki itu berdiri di sebuah balkon apartment-nya menatap pancuran 7 cupid yang meniupkan lantunan ombak dan pedestrian berwarna merah maroon di bawah. Kearah timur, ia bisa menatap museum negara yang dindingnya telah kusam dan rapuh, kearah barat , atap kurva hijau mesjid agung memantulkan cahaya matahari seakan ingin menunjukan masa kejayaanya. Tetapi, lelaki itu tidak sedang menatap ke timur ataupun barat. Ia menatap ke bawah, kearah sapu tangan merah mungil yang tergeletak di jalanan dekat kolam pancuran, dan ia sedang berpikir. Haruskah ia pergi ke rumah perempuan itu di ujung tenggara dari apartment tersebut? Tangannya mencengkram kuat-kuat kisi-kisi pagar besi, melepaskannya, mencengkramnya kembali kuat-kuat. Apakah ia harus mengunjunginya? Apakah harus?

Ia memutuskan untuk tidak menemui perempuan itu lagi. Perempuan itu suka menyeleweng dan mengritik, dan mungkin akan membuat hidupnya sengsara. Bisa jadi pula perempuan itu sama sekali tidak tertarik padanya. Maka, ia putuskan untuk tidak menemuinya lagi. Sebaliknya ia akan berkumpul bersama teman-temannya. Ia bekerja keras di pabrik obat, tempat ia hampir tidak pernah menaruh perhatian pada asisten manajernya yang perempuan. Ia pergi bersama teman-temannya ke café sederhana di dekat apartment-nya di malam hari untuk minum soda, belajar mencampur berbagai jenis minuman. Lalu tiga tahun kemudian, ia berjumpa dengan seorang perempuan lain di suatu butik ternama. Perempuan itu menyenangkan. Mereka bermain cinta setelah bersama beberapa bulan. Perempuan itu tidak pernah terlihat panik. Setelah satu tahun, ia menikahi perempuan itu dan pindah ke perumahan elit di sub-urban. Mereka hidup tenang, berjalan-jalan bersama mengelilingi taman indah, saling menjadi sahabat, menjadi tua dan bahagia.

***

Di dunia yang kedua, lelaki dengan jaket kulit itu memutuskan untuk menemui perempuan di ujung tenggara apartment-nya. Ia hanya tahu sedikit tentang perempuan itu. Bisa jadi perempuan itu penyeleweng dan gerak tubuhnya adalah cerminan dari wataknya yang gampang berubah, tetapi senyuman itu, tawa itu, penggunaan kata-kata yang cerdas itu. Ya, ia harus menemui perempuan itu lagi. Ia pergi ke rumah itu lagi, saling bertatap muka di pintu masuk, duduk bersama di sofa dan secepat itu di hatinya terketuk, tak berdaya oleh lengan putih perempuan itu. Mereka bermain cinta, gaduh, dan penuh nafsu. Perempuan itu membujuknya agar mau pindah ke daerah rumah perempuan itu. Lelaki itu meninggalkan pekerjaannya dan lantas bekerja di kantor pos dekat rumah perempuan itu. Ia terbakar oleh rasa cinta pada perempuan itu. Setiap sore ia pulang kerja. Mereka makan, bermain cinta, berdebat, perempuan itu mengeluh butuh uang yang lebih banyak lagi, si lelaki berdalih, perempuan itu melemparkan jambangan bunga ke arahnya, mereka bermain cinta lagi, si lelaki kembali bekerja di kantor pos. Perempuan itu mengancam meninggalkan si lelaki, tapi tak pernah dilakukannya. Lelaki itu hidup demi perempuan tersebut, dan ia bahagia dengan penderitaannya.

***
Di dunia yang ketiga, lelaki itu juga memutuskan untuk menemui perempuan dari tenggara itu. Ia hanya tahu sedikit tentang perempuan itu. Bisa jadi perempuan itu penyeleweng dan gerak tubuhnya adalah cerminan dari wataknya yang gampang berubah, tetapi senyuman itu, tawa itu, penggunaan kata-kata yang cerdas itu. Ya, ia harus menemui perempuan itu lagi. Ia pergi ke rumah itu lagi, saling bertatap muka di pintu masuk, minum teh bersama di taman. Mereka berbincang-bincang tentang pekerjaan si perempuan di perpustakaan dan si lelaki di pabrik obat. Setelah satu jam, perempuan itu mengatakan ia harus pergi menolong seorang teman, mengucapkan salam perpisahan, mereka berjabat tangan, Lelaki itu menempuh perjalanan pulang sejauh tiga puluh kilometer kembali ke apartment-nya, merasa hampa selama dalam perjalanan pulangnya, menyesali akan ketidak-beraniannya. Naik ke apartment-nya di lantai 4, berdiri di balkon, dan menatap dengan kosong ke arah sapu tangan merah mungil yang tergeletak di jalanan dekat kolam pancuran, di bawah.

===

Tiga rentetan peristiwa itu sungguh-sungguh terjadi, serentak. Bagi dunia seperti ini, waktu memiliki tiga dimensi, seperti ruang. Dan karena satu benda bisa bergerak tegak lurus ke tiga arah, horizontal, vertical, dan diagonal, maka sebuah benda dapat berada dalam tiga masa depan yang tegak lurus. Setiap masa depan bergerak dalam arah waktu yang berbeda. Setiap masa depan adalah nyata. Apapun keputusan yang diambil, apakah lelaki itu akan mengunjungi perempuan di tenggara, atau membeli jaket kulit baru, dunia terbelah menjadi tiga, masing-masing dengan orang-orang yang sama tetapi dengan scenario yang berbeda. Dalam waktu, terdapat ketidakterbatasan dunia.

Beberapa orang memandang enteng pada keputusan-keputusan, mengatakan bahwa semua kemungkinan dari keputusan-keputusan itu akan terjadi. Dalam dunia semacam ini, bagaimana orang bertanggungjawab atas tindakannya? Sementara itu, yang lain bersikukuh bahwa tiap keputusan harus dipertimbangkan masak-masak dan dilaksanakan, sebab tanpa rasa tanggung jawab akan terjadi kekacauan. Orang-orang ini tidak puas menjalani kehidupan di dunia yang saling bertentangan, sepanjang mereka memahami alasan masing-masing.

A matter of clarity that is black and white.

Written by Andy Zheng on Tuesday, January 30, 2007 at 10:15 PM

well, blog g ini dah ada beberapa post dan banyak comment, tapi g belom pernah secara lansung menjelaskan who am I, di dalam blog g…

ok, lansung aj, g Andy, nama lengkap g Andy Tenario, trus kenapa di blog ini profil g tertulis sbg Andy Zheng… Zheng itu marga g, bukan asal main comot supaya kaya artis hongkong, tapi marga ini sebagai suatu symbol kemawasan diri dan tanggung jawab…

kenapa mawas diri… ok ini simplenya dalem hidup ini general-ly org selalu memiliki angan, ambisi, cita-cita, atau whatever itu… I don’t care™ ,… yang sering dilukiskan dengan quote popular “ raihlah cita-cita mu setinggi langit”,… itu menurut g cukup bagus, cmn masih dalam level “CUKUP” belum “BAGUS” yang seutuhnya, why???

Dalam hidup ini menurut g selain butuh… sesuatu yang namanya GOAL kita juga memiliki sesuatu yang harus kita tahu pasti sebelum kita melangkah… apa itu??? Dalam definisi g itu disebut “condition” dan klo dalanm istilah yang lebih keren disebut sebagai SWOT (Strength Weakness Opportunities Threat), so sebelum u terlalu bermimpi, sebaiknya u tau dolo dimana saat ini u berada, supaya mimpi u itu ga jadi sekedar khayalan ga jelas…

Lalu hubungannya dengan marga itu…??? Ok marga itu bisa dikatakan supaya g selalu ingat darimana g berasal, dimana g berada, dan siapa orang tua g, kakek g, sampe sesepuh dan tetua-tetua yang ada, ga cmn berhenti sampe di situ… yg g harus ingat juga adalah jasa mereka dan apa yang telah mereka lakukan, hal baik yg mereka lakukan akan menjadi beban mental yang harus g panggul untuk meneruskannya, dan hal buruk yg mereka lakukan harus g panggul untk g kikis abis… itu lah tanggung jawab g sebagai salah satu pengemban marga…

Ok pembahasan soal marga kita sudahi dolo… sekrang gentle-vast… sejak dahulu kala nama dikenal sebagai sesuatu yang sakral, ada mitos-mitos yang beredar bahwa nama dapat menjadi parameter akan sifat sesorang kelak, oleh karena itu umumnya memberikan nama yang baik adanya, dengan harapan anaknya kemudian bisa memenuhi harapan baik tersebut… kaitan dgn Gentle-Vast… hmmm itu sebenarnya adalah arti dari nama chinese g yaitu wen-haw yang diartikan per-katanya dengan lembut, budiman, bijaksana untuk wen an sangat amat luas untuk haw…

***

Sekilas ttg perkenalan g… sekrang ttg gaya penulsan blog yg katanya aneh, ad tmn yg bilang jadi kaya puisi, yang lainnya bilak kaya literature klasik, ada jga bilang kaya baca novel…

Sebenarnya yang g tulisan dalam blog g… ga kaya blog pada umumnya yang isinya curhat atau opini sang empunya blog ttg suatu peristiwa… blog g, g tujuin utk semua org yang bisa baca… dan goal g adalah supaya mereka bisa sadar akan sindiran-sindiran g atau bisa membuka mata mereka atas semua(bukan hanya satu kejadian) dari sudut pandang yang berbeda, yang uniq lah…

Sebenarnya g lagi explorasi gaya penulisan g yg paling g bagt, … klo sadar u bisa nemuin sebenarnya tiap kali g nulis gaya penulisan g beda… tapi ada satu yg sama… sama2 sebisa mungkin ga menggambarkan maksud g secara lansung… why…???

Ada 2 tujuan, yg pertama… g ga mau ad yang sakit hati abis baca blog g, mengingat g bukan sesorang yang pinter berargumen dengan orang lain… yang kedua adalah g mo melihat berbagai argumen / comment yang masuk, dari comment-comment itu g bisa melihat presepsi masing2 orang dibaliknya dan bagi g itu merupakan g hal yang sangat berharga. dan buat yg sering comment blog g, thx bgt…

***
Sebenarnya besok g ujian… DAMN… cmn koq ga bisa konsen yah… kaya ada yg ganjal di dalam diri g… err… sebenarnya ad beberapa subject yang selalu mengambil 50% atau lebih isi otak g kaya masalah “God” “Love” dan “World Peace” dan saking parah ngambilnya kayanya g mulai gila dan kehilangan arah… yah bisa dikata I ruining my self,

Mungkin klo se danny baca postingan g yg ini dia bakal ketawa keras sambil bilang kata langganan dia KISS™ -> Keep It Simple Stupid™,…

Kadang g kepikir apa harusnya masuk jurusan filsafat yah… ??? terkadang ngerasa boring di TI…

Arghhhh… udah g balik ke mode belajar lagi semoga sukses … see yah

Order and Chaos - Part II

Written by Andy Zheng on Friday, January 26, 2007 at 5:26 AM

The Dynamic Turbulence

Semua yang ada dunia ini tersusun dan membentuk sebuah lingkaran yang berputar , lingkaran ini yang kemudian dikenal dengan nama hidup, pada dasarnya hidup eksis dalam semua sel dan atom , walaupun benda terstatis sekalipun, pada atom-atom statis yang tidak mempunyai sedikit pun hembusan dan nafas akan hidup. Setiap perputaran , dan percikan-percikan api gairah diantara dinding-dinding membran dunia, merangsang kedinamisan sang dinamis untuk membentuk ketidak-tetapan yang kemudian akan mengilhami semesta. Dimana kedinamisan berada, di situlah hidup ada dan bersemayam.

Perputaran siklik yang terus membentuk dan mengurai, berputar membentuk fenomena turbolensi seakan ular kembar siam yang ingin saling melenyapkan sisi lain pada dirinya, berputar, dan saling mengisi celah kosong yang ditinggalkan oleh sisinya yang lain. Perputaran inilah yang kemudian diolah kembali oleh para ahli, yang dianggap tidak lebih dari orang iseng atau gila yang teralalu bermimpi, dan mendasari kehidupan modern pada beberapa dekade lalu hingga saat ini. Setiap dengung kipas, entah itu pesawat yang dapat mencapai kecepatan cahaya, atau hanya sekedar kipas reot untuk menemani kakek-kakek yang menghabiskan waktunya, berpikir bagaimana caranya sesosok prajurit dapat menerobos kepungan dan menghabisi raja, diatas permadani keras berlapis plingkut hitam dan putih, berdasarkan perputaran yang penuh dengan kearogansian chaos dan order yang bersaing untuk saling menguasai, walau hal itu tidak mungkin akan terjadi.


Perputaran siklik “ular kembar siam” modern itu di dasari oleh kehadiran chaos yang perlahan merembes di kala terdapat ketidakstabilan order, seakan ingin merusak tatanan-tatanan order dan menjadikan chaos, superior. Di sisi lain order dengan rapih mereposisi kembali dirinya dengan mengisi hole kosong diantara pergolakan chaos itu sendiri.

Pada generasi-generasi kini, sebelum dan mungkin setelah ini, chaos kemudian dikenal dengan berbagai istilah dari elekron hingga tarian fluks pada sebuah televisi hitam putih tahun 50 an, namun diantara berbagai sebutan itu, negatif muncul menggambarkan chaos, dimana negatif seakan menjadi wadah luas yang menelan berbagai muntahan hujatan dari durhaka, sesat, berhala, hina hingga bajingan. Dan order kemudian dikenal sebagai satu-satunya kekuatan penyeimbang yang mutlak, sama mutlaknya seperti ketika para matematikawan eropa dan mesir kuno, merumuskan 1+1 = 2.

Namun di balik kemutlakan order, lompatan-lompantan quantum abu-abu selalu merekat dan menempel, layaknya lintah yang kegirangan mendapatkan darah yang melimpah-ruah, menanti saat-saat chaos mengambil alih dan menyebabkan perputaran yang kemudian dikenal dengan hidup. Semua hal itu terjadi seakan-akan ingin menyumpahi bahwa tidak ada yang sempurna dalam hidup ini, entah itu sang prima causa atau pun hanya sebuah atom kecil yang melayang menanti berhentinya pergulatan abadi dalam hidup.

Once Upon A Time - Part 2

Written by Andy Zheng on Tuesday, January 16, 2007 at 8:29 PM

Soul River

Di dunia ini, waktu seperti aliran air, kadang terbelokkan oleh secuil puing, atau oleh tiupan angin sepoi-sepoi. Entah kini atau nanti, gangguan kosmis akan menyebabkan aliran anak sungai waktu berbalik dari aliran utama menuju ke aliran sebelumnya. Ketika hal ini terjadi, burung-burung, tanah, orang-orang yang berada di anak sungai itu menemukan diri mereka tiba-tiba terbawa ke masa silam.

Orang-orang yang tersangkut ke masa silam itu sangat mudah dikenali. Mereka mengenakan busana berwarna gelap dan suram, dan berjalan dengan berjingkat, berusaha untuk sama sekali tidak mengeluarkan suara dan berusaha untuk tidak menginjak sehelai rumput pun. Mereka takut bahwa perubahan yang mereka lakukan di masa silam akan membawa akibat yang drastis di masa mendatang.

Seperti hal ini, misalnya, seorang perempuan berjalan terbungkuk-bungkuk di bawah kegelapan bayangan satu lorong. Suatu tempat yang ganjil bagi seorang kelana dari masa depan, tetapi di situlah ia sekrang berada. Pejalan kaki yang berlalu menatapnya tanpa menghentikan langkah mereka. Perempuan itu merapat ke satu pojokan, lalu bergerak ke seberang jalan, dan tubuhnya gemetar ketakuan di tempat gelap lainnya, Ia ngeri kakinya menyepak dan menerbangkan debu.

Perempuan dari masa depan ini, tanpa ada peringatan, masuk ke dalam masa itu, di tempat itu, dan sekarang sedang berusaha agar dirinya tidak terlihat di tempatnya yang gelap. Ia tahu akan segala kelahiran, kematian, kebangkitan dan perperangan bahkan nyanyian burung-burung di waktu tertentu, letak yang tepat dari kursi-kursi, dan hembusan angin yang menghebat. Ia meringkuk di kegelapan dan tidak membalas tatapan orang-orang. Ia meringkuk dan menunggu aliran waktu miliknya sendiri.

Ketika seorang kelana dari masa depan harus berbicara, ia tidak bercakap tetapi merintih. Ia kesakitan. Bila ia membuat perubahan sedikit saja pada apa pun, ia bisa menghancurkan masa depan. Pada saat yang sama, ia dipaksa menjadi saksi atas berbagai peristiwa tanpa bisa mengubahnya. Ia iri pada orang-orang yang hidup dalam waktu milik mereka sendiri, yang bisa bertindak sesuai kemauan mereka sendiri, bisa membangun masa depan, bisa mengabaikan dan membelokkan akibat dari tindakan mereka. Tetapi, ia tak bisa melakukannya. Ia adalah gas yang tak berdaya, hantu, alas tilam tanpa jiwa. Ia telah kehilangan kehidupan pribadinya. Ia adalah orang buangan dari sang waktu.

Orang-orang celaka dari masa depan ini bisa dijumpai di tiap desa dan tiap kota, bersembunyi di bawah atap bangunan, di ruang-ruang bawah tanah, di kolong-kolong jembatan dan di ladang-ladang tandus. Mereka tidak bisa ditanyai tentang peristiwa-peristiwa masa depan, perkawinan-perkawinan, kelahiran-kelahiran, situasi keuangan, penemuan-penemuan, dan keuntungan-keuntungan yang bisa diraih. Sebaliknya mereka ditingglkan dan perlu dikasihani.



NB: cerita ini setengahnya adalah fiksi, namun di sisi lainnya ada hubungan dgn pre-destiny

Order and Chaos - Part I

Written by Andy Zheng on Friday, January 5, 2007 at 2:20 AM

The Philosophy

Seperti halnya sebuah keping logam atau putaran meja rolet yang berputar mencapai titik statisnya, pasti memiliki suatu sisi yang selalu berbagi tempat dengannya. Sesempurna apapun tatanan dapat dipastikan chaos selalu ada, membayangi seperti siluman abadi. Ketika suatu saat system mencapai pada titik klimaksnya, ia pun menyusup keluar dan mulai mengobrak-abrik. Bahkan dalam keadaan yang nampaknya ekuilibrium, sesungguhnya chaos dan order hadir secara bersamaan, seperti kue lapis, yang diantaranya terdapat olesan selai sebagai perekat. Atau seperti rangkaian molekul air yang tampak seakan menempel erat dengan molekul minyak, yang lebih pantas disebut dengan parasit. Selai perkekat diantara molekul itu adalah zona quantum, rimba lebat infinit dimana segalanya relatif dan dinamis, kumpulan potensi dan probabilitas yang terus berputar membentuk untaian pusaran yang seakan tak berujung.

Di kehidupan sehari-hari kehadirannya dapat terasa dalam bentuk intermittency atau ketidaksinambungan, atau keterputus-putusan, lebih mudahnya. Paradigma reduksionisme yang telah berabad-abad mendominasi dunia kita ini, termasuk didalamnya dunia sains,namun tidak pernah ada yang memberikan perhatian terhadap fenomena ini, seperti layaknya nyamuk yang berdengung sayup di samping telinga kita. Dan bagi manusia yang melihat dunia hanya hitam dan putih, maka ia harus siap-siap terguncang, ketakutan dan kebingungan bagai kehilangan arah, setiap kali memasuki area abu-abu dimensi quantum. Karenanya, relativitas bagaikan kiamat besar yang siap menelan jiwa dan raga bagi yang mengagung-agungkan objekvitas. Sains ternyata hanya bisa berbohong, sains tidak selamanya objektif. Sains sering kali, harus subjektif demi sekedar bertahan dalam nafas yang berharga.

Perputaran antara potensi dan probabilitas atau yang lebih menarik bila disebut turbolensi, dapat dianalogikan sebagai pigura hitam kusam yang membingkai setiap kepingan gambar dalam reel film, yang ketika diputar dengan kecepatan 24 frame per detik mata kita menangkap sebagai sebuah kekontinuitas yang wajar dan semestinya, padahal hal tersebut tidak lebih dari potongan-potongan gambar dan bukannya kontinuitas. Dalam realita, turbolensi ibarat “Dapur Agung” yang transeden, tidak terikat waktu dan ruang dalam berinteraksi dengan sinyal-sinyal nonlokal, tempat diracikanya semua probabilitas, potensi, serta semua loncatan-loncatan quantum yang seperti elektron yang terus berlompatan dan susul menyusul. Lalu dari dapur tersebut tersajilah sup yang dikenal dengan nama panggilan “kehidupan” yang nyata dan terukur, bak sebuah realita yang bisa di pandang, di nikmati dan di cicipi atau dihirup baunya.

Turbolensi hadir dimana-mana, dari hidup organisme sesederhana virus Herpes simplex, sang causative agent dari gelembung demam di dasar lantai otak, yang mana hanya dapat dilihat dengan pembesaran sekitar 40,000 kali, sampai ke interaksi antar planet, bintang dan asteroid di galaksi Bimasakti. Tapi kehadirannya selalu dianggap sekedar kebisingan yang tak meng-ganggu, tak lebih signifikan dari bunyi “kresek-kresek” gelombang radio yang tidak pas atau gambar statis sesudah acara telivisi habis. Namun sekarang, sudah saatnya dunia atau tepatnya dunia sains untuk mengalami turbolensi yang sesungguhnya, bahwa cara pandang reduksionis dan fisika klasik para Newtonian tidak akan sanggup memblokir refleksi cermin kehidupan yang nyata. Keteraturan mau tidak mau harus berkaca, menemukan dirinya ternyata berasal dari ketidakteraturan. Sama halnya dengan otak yang merupakan organ nonlinier tulen, ataupun denyut jantung yang tak beraturan, telah menciptakan order untuk seorang manusia agar dapat hidup. Atau putaran non linier electron yang membangkitkan energi listrik puluhan ribu volt, yang kemudian sanggup membawa kembali order bagi kota metropolitan yang konsumtif akan energi ini.

Pada dasarnya terciptanya sebuah system diakibatkan oleh atraktor, suatu region magnetis yang memiliki kekuatan dashyat untuk menarik seluruh system ke dalam dirinya, yang terus-menerus melakukan feedback atas dirinya sendiri. Proses arus-balik itu kemudian menyebabkan system teramplifikasi, hingga tiba di titik di mana ia mengalami fluks, atau disodori”plihan” untuk berubah. Fase penuh kebimbangan itu lalu mencapai kulminasinya, sampai terjadi apa yang dinamakan bifurkasi yang berarti titik percabangan. Bifurkasi dapat mebawa system meruntuhkan dirinya menuju chaos, atau justru menstabilkan system melalui perubahan yang dihadirkannya. Sesudah menjadi stabil, system yang telah melewati bifurkasi menjadi resisten terhadap perubahan hingga periode yang teramat panjang, sampai akhirnya muncul lagi titik-titik kritis yang mampu mengamplikasi feedback dan menghadirkan bifurkasi baru, seperti halnya evolusi iklim zaman prehistoric ke zaman sekarang ini. Bifurkasilah yang melahirkan tonggak sejarah bagi sebuah system untuk berevolusi.

About the Blog!

A drama of sorrow and joy that includes separation and reunion. A matter of clarity that is black and white. A place of dreams and illusions that colour life and death. A spirit of nobility that marks the 'Ways of Heroes'.